
STAIMPEDIA.CO, Jum’at (27/10/2023) Menyiapkan segala hal untuk mengembangkan kualitas Perguruan Tinggi harus dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya melalui kegiatan benchmarking yang dapat membantu meningkatkan kualitas Perguruan Tinggi. Benchmarking merupakan suatu kegiatan perbandingan proses serta kinerja suatu instansi dengan instansi lain untuk diambil dan diterapkan sisi positifnya.
Merujuk pada Surat Keputusan Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah terkait penyusunan Renstra Institusi/Prodi, Penjamin Mutu, serta Kurikulum OBE. Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Probolinggo (STAIMPRO) melaksanakan benchmarking ke Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), bersama dua Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTMA) yakni; Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Bangil (STIT Muhammadiyah Bangil), Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Kediri (STIT Muhammadiyah Kediri).
Kegiatan benchmarking ini, STAIMPRO bersama tim yang hadir yakni: Ketua STAIMPRO; Dr. Benny Prasetiya, M.Pd.I, Wakil Ketua 1; Tuhfatul Janan, M.Si, Lembaga Penjamin Mutu (LPM); Dr. Jadid Khadavi, M.Si, Ketua LPPM; Devy Habibi Muhammad, M.Pd.I. Kaprodi Pendidikan Agama Islam (PAI); Ulil Hidayah, M.Pd.I,. Kaprodi PGMI; Nur khosiah, M.Pd., Kaprodi Hukum Keluarga Islam (HKI); Fauziyah Putri Meilinda, M.H., Kaprodi Ekonomi Syariah (ES); Fia Ayuning Pertiwi, M.Pd., Kaprodi Tadris Matematika; Nuryami, M.Pd.
Dalam sesi opening, paparan profil Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTMA), Ketua STAIMPRO Dr. Benny Prasetiya, M.Pd.I memaparkan perkembangan STAIMPRO yang semakin berkembang pesat hingga peroleh ribuan mahasiswa.
“Mahasiswa STAIMPRO dulu hanya tinggal tujuh, namun kami melakukan perubahan bersama BPH seperti yang dilakukan oleh STIT Muhammadiyah Kediri, Alhamdulillah saat ini STAIMPRO berkembang pesat hingga 1116 mahasiswa. Kita boleh tidak punya apa-apa, tapi kita harus punya cita-cita” Jelasnya
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membagi dalam beberapa room agar menjadi semakin efektif dan sesuai harapan, Room 1 di ruang One Day Sevice (ODS) terkait renstra Institusi, LED, LKPT Akreditasi, Room 2 di ruang WR.1 terkait Sistem Penjaminan Mutu Internal, Room 3 di ruang UPT AP terkait Kurikulum OBE, Room 4 di ruang LPPI terkait publikasi ilmiah dosen. Kegiatan benchmarking ini dilaksanakan selama 2 hari.
Hasil dari benchmarking ini diharapkan dapat menambah wawasan yang sangat berharga dan memberikan rekomendasi untuk memperbaiki proses penyusunan dokumen Renstra Institusi/Prodi, Penjaminan Mutu, serta Kurikulum OBE. Selanjutnya dapat mengimplementasikan hasil dari benchmarking ini di Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Probolinggo. (Fau/Ros)